Berdakwah ala HOS Cokroaminoto Zaman Now

Lahir 16 Agustus 1882 dengan nama Tjokroaminoto, lebih dikenal dengan nama H.O.S Cokroaminoto. Pemerintah kolonial Hindia Belanda bahkan menjulukinya De Ongekroonde van Java atau “Raja Jawa Tanpa Mahkota”. Tapi bagi kami rakyat Indonesia ia adalah Guru Bangsa karena ia mempunyai banyak murid yang kelak menjadi pejuang kemerdekaan, negarawan, dan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia seperti Soekarno, dan lain-lain.

HOS Tjokroaminoto via Wikipedia

HOS Cokroaminoto, pernah memimpin surat kabar Otoesan Hindia, pemilik usaha percetakan Setia Oesaha di Surabaya, seorang jurnalis dan penulis buku buku Islam. Melalui profesi inilah sarana dakwah ia salurkan. Dalam beberapa karyanya yang ia tulis tentang dasar sosialisme islam, yang merupakan ajaran nabi Muhammad tentang kemajuan budi pekerti rakyat. Dalam karyanya ia membaginya pada tiga paham:

  • Kemerdekaan (vrijheid-liberty)
  • Persamaan (gelijk-heid-eguality)
  • Persaudaraan (broederschap-fraternity)

Ia orang Indonesia pertama yang dengan berani mencetuskan ide kemerdekaan, atau setidaknya memunculkan wacana agar bahwa rakyat Indonesia sudah seharusnya memiliki pemerintahan sendiri, tidak lagi menjadi jajahan Belanda atau bangsa-bangsa asing lainnya. Pemikiran-pemikiran itulah membuat perubahan-perubahan pemikiran terhadap bangsa ini, bahwa bangsa ini harus merdeka, yang pada saat itu bangsa indonesia belum mengenal tentang kemerdekaan. Kutipan yang paling terkenal dari beliau adalah:

Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat

Akhirnya lewat murid kesayangannyalah bapak Ir. Soekarno akhirnya rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya walaupun saat itu ia telah meninggal. Akhirnya cita-cita seorang HOS Cokroaminotio terkabulkan, kemerdekaan bangsa indonesia tercapai juga.

Dakwah atau orang biasa menyebutnya sebagai kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari’at dan akhlak Islam. Beberapa cara dilakukan baik secara lisan dan tulisan, jika itu ditujukan untuk menyeru kepada kebaikan itu bisa dikategorikan sebagai dakwaah.

Di zaman sekarang ini, sosial media menjadi sangat unggul. Masyarakat bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk melihat sosial media baik melalui melalui FB, IG dan WA. Mengapa kita tak menggunakannya dengan bijak, yaitu dengan menjadikannya sebagai media dakwah kita dengan memberikan konten-konten bermutu, yang bernilai positif dan membangun, membuka pemikiran dan paradigma baru serta menggunakan sebagai penulisan keilmuan tentang islam.

Dibeberapa tempat ternyata berperang dengan pena banyak disukai, sama seperti yang diajarkan guru bangsa HOS Cokroaminoto melalui penalah ia mengguggah rakyat tentang makna islam dan melahirkan para murid-murid hebat.

Izinkanlah saya berkarya di sosial media ini dan menjadikan ini sebagai media dakwah saya nilailah ini sebagai ibadahku, makhluk ciptaan-Mu ya Allah, yang masih banyak kekurangan, yang masih dangkal keilmuannya tentang-Mu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *